E-JURNAL

Sistem Informasi Perpustakaan Smk Ypkk 2 Sleman

Detail Journal


Teks Cerita Sejarah

Ida Rahmawati Hasanah, S.Pd.


ABSTRAK

Materi Teks Cerita Sejarah

 

  1. Pengertian Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah adalah teks yang menjelaskan dan menceritakan tentang fakta dan kejadian masa lalu yang menjadi latar belakang terjadinya sesuatu yang mempunyai nilai sejarah. atau definisi lainnya yaitu teks cerita yang berdasarkan catatan-catatan peristiwa masa lampau dikembangkan berdasarkan bukti bukti yang ditemukan yang nantinya menjadi teks kenyataan sejarah.

 

  1. Ciri – Ciri Teks Cerita Sejarah

Adapun ciri-ciri yang dimiliki oleh teks sejarah, diantaranya:

  1. Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian.
  2. Bentuk teks cerita ulang (recount)
  3. Struktur teksnya: orientasi, urutan peristiwa, reorientasi.
  4. Sering menggunakan konjungsi temporal.
  5. Isi berupa fakta.
  1. Struktur Teks Cerita Sejarah

Harus terdapat 3 struktur berikut ini untuk membuat teks sejarah yang baik yaitu :

  1. Orientasi

Pada bagian ini berisi tentang pengenalan atau pembukaan dari teks cerita sejarah. Biasanya berisi mengenai penjelasan singkat dari suatu peristiwa yang diceritakan.

  1. Insiden atau Urutan Kejadian

Pada bagian ini berisi mengenai rekaman peristiwa sejarah yang terjadi yang disampaikan menurut urutan kejadian atau waktu dari awal kejadian hingga sampai pada akhir kejadian tersebut. Bagian ini merupakan bagian pokok dari teks cerita sejarah yang biasanya dituliskan secara rinci dan mendetail sehingga para pembaca akan lebih memahami hal apa sebenarnya yang terjadi pada masa lalu.

  1. Reorientasi

Merupakan bagian akhir dari teks tersebut. Biasanya pada bagian ini berisi mengenai komentar pribadi dari si penulis itu sendiri mengenai kejadian yang ditulisnya. Namun ada juga beberapa teks cerita sejarah yang tidak menambahkan bagian penutup ini. Itu sah-sah saja karena bagian ini hanya sebagai opsi atau pilihan saja.

  1. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Ciri kebahasaan teks cerita sejarah ditandai dengan adanya pronomina atau kata ganti, kata-kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, adanya kata kerja (verba) material, dan konjungsi (kata penghubung) temporal. Untuk lebih jelasnya bisa sobat lihat dibawah ini.

 

 

    1. Pronomina (kata ganti)

merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.

  1. kata ganti orang pertama tunggal, misalnya : saya, aku, beta, sahaya ;
  2. kata ganti orang pertama jamak, misalnya : kami, kita ;
  3. kata ganti orang kedua tunggal, misalnya : kamu,engkau, kau, anda, dikau ;
  4. kata ganti orang kedua jamak, misalnya : kalian
  5. kata ganti orang ketiga tunggal, misalnya : dia, ia, beliau, -nya
  6. kata ganti orang ketiga jamak, misalnya : mereka
    1. Frasa adverbial

Frasa ini digunakan untuk menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat/lokasi.

 

    1. Verba material

Frasa ini digunakan untuk menunjukkan suatu aktivitas yang menggunakan fisik dalam melakukannya, misalnya membaca, melempar, mendorong, dan lainnya.

 

  1. Konjungsi Temporal (kata sambung waktu)

Konjungsi ini digunakan untuk menata urutan-urutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita sejarah banyak memanfaatkan konjungsi temporal yakni kata penghubung yang menyatakan waktu. Contohnya yaitu “kemudian”, “setelah”, “lalu”, “lantas”, dan lainnya.

 

  1. Menggunakan kata yang menggambarkan kejadian masa lampau/menggunakan kata-kata tertentu sebagai penunjuk waktu lampau, misalnya pada zaman dahulu, dahulu kala, suatu hari, dan lainnya.

 

  1. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental). Misalnya, merasakan, mengingikan, mengharapkan, mendambakan, menganggap. 

 

  1. Jenis – Jenis Teks Sejarah

1.  Sejarah Fiksi

    1. Novel adalah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, umumnya dalam bentuk cerita. Penulisnya disebut novelis
    2. Cerpen adalah cerita pendek berbentuk prosa naratif fiktif. Cenderung padat dan langsung pada tujuan nya dibandingkan dengan karya fiksi lainnya yang umumnya lumayan panjang.
    3. Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh sebagian orang merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi.
    4. Roman adalah jenis karya sastra berbentuk prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan jiwa masing-masing. Roman bisa juga disebut kisah percintaan

 

 

 

2. Sejarah Non-Fiksi

a.   Biografi adalah keterangan kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang lain.

      1. Autobiografi adalah kisah atau keterangan hidup yang ditulis oleh orang itu sendiri.
      2. Cerita Perjalanan adalah teks yang menceritakan tentang perjalanan.
      3. Catatan Sejarah adalah teks yang menceritakan fakta atau kejadian masa lalu yang menjadi latar belakang sesuatu mempunyai nilai sejarah.

 

  1. Perbedaan Sejarah Fiksi dan Non-Fiksi
    1. Sejarah Fiksi :
  1. Jalan cerita disusun berdasarkan dunia nyata.
  2. Gambaran kehidupan batin seorang tokoh lebih dalam.
  3. Pengembangan karakter tokoh tidak sepenuhnya terungkap.
  4. Menyajikan kehidupan sesuai pandangan pengarang.
    1. Sejarah Non-Fiksi :
  1. Tersusun oleh fakta yang objektif.
  2. Gambaran kehidupan tokoh ditulis lebih lengkap berdasarkan fakta.
  3. Menyajikan kehidupan sesuai data dan fakta.

 

 G.  Fungsi Teks Cerita Sejarah

a. Fungsi rekreatif, memberikan rasa gembira dan senang kepada pembaca

b. Fungsi inspiratif, memberikan inspirasi, imajinasi, dan kreatifitas untuk keberlangsungan

      hidup berbangsa dan bernegara untuk lebih baik lagi

c. Fungsi intruktif, sebagai alat bantu dalam pembelajaran

d. Fungsi edukatif, dapat dijadikan petunjuk dan pelajaran kehidupan bagi manusia dalam

      berperilaku

 

H.   Nilai-nilai yang Terkandung dalam Teks Cerita Sejarah

    1. Nilai Budaya yakni nilai yang berkaitan dengan atau berkaitan dengan hubungan dalam suatu masyarakat, peradaban, atau kebudayaan.

Contoh :

Dan bila orang mendarat dari pelayaran, entah dari jauh entahlah dekat, ia akan berhenti di suatu tempat beberapa puluh langkah dari dermaga. Ia akan mengangkat sembah di hadapannya berdiri Sela Baginda, sebuah tugu batu berpahat dengan prasasti peninggalan Sri Airlangga. Bila ia meneruskan langkahnya, semua saja jalanan besar yang dilaluinya, jalanan ekonomi sekaligus militer. Ia akan selalu berpapasan dengan pribumi yang berjalan tenang tanpa gegas, sekalipun di bawah terik.

 

Dalam penggalan cerita tersebut terdapat nilai budaya yakni nilai budaya timur yang mengajiarkan hidup tenang, tidak terburu-buru, segala sesuatunya harus dihubungkan dengan alam.

 

    1. Nilai moral atau etika adalah nilai yang memberikan petuah atau ajaran yang berkaitan dengan etika atau moral atau berkaitan dengan baik buruknya perilaku.

Contoh :

“Juga Sang Adipati Tuban Arya Teja Tumenggung Wilwatikta tidak bebas dari ketentuan Maha Dewa. Sang hYang Widhi merestui barang siapa punya kebenaran dalam hatinya. Jangan kuatir. Kepala desa! Kurang tepat jawabanku, kiranya? Ketakutan selalu jadi bagian mereka yang tak berani mendirikan keadilan. Kejahatan selalu jadi bagian mereka yang mengingkari kebenaran maka melanggar keadilan. Dua-duanya busuk, dua-duanya sumber keonaran di atas bumi ini …,” dan ia teruskan wejangannya tentang kebenaran dan keadilan dan kedudukannya di tengah-tengah kehidupan manusia dan para dewa.

 

Nilai moral dalam kutipan tersebut adalah ketakutan membela kebenaran sama buruknya dengan kejahatan karena sama-sama melanggar keadilan.

 

    1. Nilai agama yakni nilai-nilai atau ajaran yang berkaitan dengan nilai religius atau keagamaan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan Tuhan.

Contoh :

Kala itu tahun 1309. Segenap rakyat berkumpul di alun-alun. Semua berdoa, apa pun warna agamanya, apakah Siwa, Budha, mapun Hindu. Semua arah perhatian ditujukan dalam satu pandang, ke Purawaktra yang tidak dijaga terlampau ketat. Segenap prajurit bersikap sangat ramah kepada siapapun karena memang demikian sikap keseharian mereka. Lebih dari itu, segenap prajurit merasakan gejolak yang sama, oleh duka mendalam atas gering yang diderita Kertarajasa Jayawardhana.

 

Nilai agama dalam kutipan tersebut Nampak pada aktivitas rakyat dari berbagai agama mendoakan Kertarajasa Jayawardhana yang sedang sakit

 

    1. Nilai sosial yakni nilai yang berkaitan dengan tata cara pergaulan antara individu dalam masyarakat atau hubungan manusia dengan sesamanya.

 

Contoh :

Sebagian terbesar pengantar sumbangan, pria, wanita, tua, dan muda, menolak disuruh pulang. Mereka bermaksud menyumbangkan tenaga juga. Maka jadilah dapur raksasa pada malam itu juga. Menyusul kemudian datang bondongan gerobak mengantarkan kayu bakar dan minyak-minyakan. Dan api pun menyala dalam berpuluh tungku.

 

Nilai sosial dalm kutipan tersebut tampak pada tindakan menyumbang dan kesediaan untuk membantu pelaksanaan pesta perkawinan.

 

    1. Nilai estetika yakni nilai yang berkaitan dengan keindahan, baik keindahan struktur pembangun cerita, fakta cerita, maupun teknik penyajian cerita.

Contoh :

Betapa megah dan indah bangunan itu karena terbuat dari bahan-bahan pilihan. Pilar-pilar kayunya atau semua bagian dari tiang saka, belandar bahkan sampai pada usuk diraut dari kayu jati pilihan dengan perhitungan bangunan itu sanggup melewati waktu puluhan tahun, bahkan diharap bisa tembus lebih dari seratus tahun. Tiang saka diukir indah warna-warni, kakinya berasal dari bahan batu merah penuh pahatan ukir mengambil tokoh-tokoh pewayangan, atau tokoh yang pernah ada bahkan masih hidup. Bangunan itu berbeda-beda bentuk atapnya, pun demikian dengan bentuk wajahnya. Halaman tiga di istana utama itu diatur rapi dengan sepanjang jalan ditanami pohon tanjung, kesara, dan cempaka. Melingkar-lingkar di halaman adalah tanaman bunga perdu.

 

Nilai estetika dalam kutipan tersebut terkait dengan teknik penyajian cerita. Teknik yang digunakan pengarang adalah teknik showing/deskriptif, yakni menggambarkan betapa indah dan indahnya bangunan, menggambarkan suasana, tempat, waktu sehingga pembaca dapat membayangkan seolah-olah menyaksikan dan merasakan sendiri.

 

Contoh analisis struktur teks cerita sejarah

Kerajaan Sunda

 

Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang.Tak dapatdipastikan dimana pusat kerajaan ini sesungguhnya.Berdasarkan sumber sejarah berupa prasasti dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno dikatakan bahwa pusat kerajaan Sunda telah mengalami beberapa perpindahan.

Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-mula di Galuh, kemudian menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih, Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan daerah terlarang di sungai itu yang ditandai dengan batu besar di bagian hulu dan hilirnya.

Oleh Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan Sunda.Di daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang hidup di sungai itu.tujuannya mungkin untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-lainnya tidak punah) siapa yang berani melanggar larangan itu, ia akan dikutuk oleh dewa-dewa.

Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu menurut prasasti Astana Gede (Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan Pajajaran. Mengenai perpindahan kerajaan ini tak diketahui alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi, keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu kerajaan.

Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu yang lama, diantara rajanya, yang terkenal adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.

 

 

Contoh Analisis Struktur Teks Laporan Hasil Observasi

 

Struktur Teks

Paragraf

Orientasi

Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang.Tak dapatdipastikan dimana pusat kerajaan ini sesungguhnya.Berdasarkan sumber sejarah berupa prasasti dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno dikatakan bahwa pusat kerajaan Sunda telah mengalami beberapa perpindahan.

Urutan peristiwa/kejadian

Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-mula di Galuh, kemudian menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi sungai Cicatih, Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan daerah terlarang di sungai itu yang ditandai dengan batu besar di bagian hulu dan hilirnya.

Oleh Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan Sunda.Di daerah larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang hidup di sungai itu.tujuannya mungkin untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-lainnya tidak punah) siapa yang berani melanggar larangan itu, ia akan dikutuk oleh dewa-dewa.

Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu menurut prasasti Astana Gede (Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan Pajajaran. Mengenai perpindahan kerajaan ini tak diketahui alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi, keamanan, politik, atau bencana alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu kerajaan.

Reorientasi

Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu yang lama, diantara rajanya, yang terkenal adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.

 

 

Contoh Analisis Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi

Kaidah Kebahasaan

Pembuktian/contoh

Menceritakan peristiwa asal usul yang telah terjadi (lampau)

Menurut Kitab Carita Pahrayangan (paragraf 2)

Menggunakan kata penghubung untuk mengurutkan peristiwa

Sementara itu (paragraf 3)

Kemudian (paragraf 2)

Menggunakan kata keterangan

Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan Sunda à keterangan tempat (paragraf 2)

Menggunakan kata kerja

Menangkap (paragraf 2)

Menjaga (paragraf 2)

Melanggar (paragraf 2)

Menguasai (paragraf 4)

Pronomina

Sri Baginda Jayabhupati

Kata kerja mental

-